Rabu, 15 November 2023

 

ANALISIS DAMPAK COVID 19 TERHADAP PENGANGGURAN DAN PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN DI INDONESIA BERDASARKAN 10 PRINSIP GREGORY MANKIW


BAB I

PENDAHULUAN

 

 1.1 Latar Belakang

Nicholas Gregory Mankiw adalah seorang macro economist yang menjelaskan prinsip ekonomi secara umum sebagai sebuah studi yang mengajarkan bagaimana mengelola sumber daya yang terbatas. Secara rinci Mankiw menguraikan dalam 10 prinsip ekonomi yaitu (Harahap & Hafizh, 2020; Rijal et al., 2023) (1) Masyarakat yang Berhadapan dengan Trade-Off, prinsip ini mencerminkan kenyataan bahwa dalam mengambil keputusan, seseorang harus mempertimbangkan trade-off atau kompromi. Misalnya, dalam ekonomi, sumber daya terbatas harus dialokasikan di antara banyak kebutuhan yang berbeda. (2) Kelebihan Keuntungan Marjinal, prinsip ini menekankan pentingnya biaya kesempatan, yaitu apa yang harus dikorbankan untuk memperoleh sesuatu. Keputusan yang bijak mempertimbangkan manfaat dan biaya kesempatan. (3) Rasionalitas Manusia, prinsip ini menyatakan bahwa manusia bertindak dengan cara yang rasional, yaitu mereka mempertimbangkan manfaat tambahan yang diperoleh dari satu unit tambahan dari suatu keputusan. (4) Masyarakat yang Merespons pada Insentif (People Respond to Incentives), dimana insentif, seperti hadiah atau hukuman, mempengaruhi perilaku individu. Prinsip ini menyiratkan bahwa perubahan dalam insentif dapat mengubah perilaku. (5) Perdagangan yang Membawa Kekhasan, prinsip ini menggarisbawahi manfaat perdagangan, di mana orang dapat menukarkan barang dan jasa yang mereka miliki dengan barang dan jasa lain yang mereka butuhkan, sehingga membuat semua pihak menjadi lebih baik.

Selanjutnya prinsip ke (6) adalah Pasar sebagai cara Efisien untuk Mengatur Ekonomi. prinsip ini mencerminkan keyakinan dalam sistem pasar yang berfungsi dengan baik untuk mengalokasikan sumber daya. (7) Pemerintah yang Dapat Meningkatkan Kesejahteraan, prinsip ini mengakui peran pemerintah dalam mengoreksi kegagalan pasar, seperti monopoli atau eksternalitas negatif. (8) Peningkatan Standar Hidup Berkat Pertumbuhan Ekonomi, prinsip ini menghubungkan pertumbuhan ekonomi dengan standar hidup, yang lebih tinggi akan memberikan masyarakat lebih banyak barang dan jasa. (9) Harga yang Dapat Meningkatkan Penawaran dan Permintaan, prinsip ini mencerminkan dampak inflasi ketika pemerintah mencetak terlalu banyak uang. (10) Siklus Ekonomi yang Menjadi Fakta Hidup, prinsip ini menyoroti hubungan antara tingkat inflasi dan pengangguran dalam jangka pendek, menggambarkan trade-off antara keduanya.

 

Berdasarkan 10 prinsip diatas terlihat aspek-aspek penting yang dapat menjadi petunjuk dalam meningkatkan peran bisnis. Tentu saja perlu kemudian diimplementasikan dalam semua bidang bisnis antara lain bisnis makanan, transportasi, dan pendidikan. Sebagai bisnis yang memenuhi kebutuhan primer, properti merupakan bisnis yang kemudian diminati tidak saja oleh pebisnis itusendiri namun juga oleh konsumen. Bisnis hunian ini secara alamiah semakin meningkat baik dari sisi harga maupun dari sisi permintaan. Kedua faktor ini dapat berdampak positif maupun sebaliknya. Untuk menjaga kestabilaan bisnis tersebut dibutuhkan peran pemerintah sebagai regulator sehingga dapat menguntungkan semua pihak, baik pebisnis, konsumen, pemerintah, dan masyarakat umum. Selain peran pemirintah, desain bisnis yang sesuai dengan prinsip ekonomi dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini. Fungsi regulasi bidang properti terutama di Indoenesia masih perlu mendapatkan atensi lebih dari para legislatif dan yudikatif untuk memberi masukan kepada pemerintah mengingat masih minimnya regulasi tersebut. Beberapa regulasi terkait yang ada adalah UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dan ditemukan beberapa regulasi lain namun masih sangat minim dan dalam konteks yang umum.

Salah satu kerangka teknis yang dapat diikuti adalah 10 prinsip Greogory Menkiw, yang masing-masing prinsipnya telah disampaikan sebelumnya. Proses menghubungkan antara Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia dan prinsip ini tentu saja diperlukan analisis mendalam. Tulisan ini berusaha untuk mengkaji hubungan 10 prinsip ekonomi tersebut dalam dunia bisnis properti yang saat ini secara macro terindikasi mengalami peningkatan harga yang progressive.


1.2 Tujuan dan Rumusan Masalah Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan antara 10 prinsip ekonomi Gregory Menkiw dengan fenomena Pengangguran dan Perubahan perilaku konsumen pasca pandemi covid 19. Diperlukan identifikasi dan analisis pada kasus tersebut sehingga kemudian dapat memberikan deskripsi analisis antara kedua hubungan tersebut. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1.     Bagaimana mengumpulkan data tentang pengangguran dan perubahan perilaku konsumen pasca pandemi covid 19 ?

2.     Bagaimana menganalisis fenomena pengangguran dan perubahan perilaku konsumen pasca covid 19 ?

3.     Bagaimana menganalisis peran prinsip ekonomi pada fenomena pengangguran dan perubahan perilaku konsumen pasca covid 19?

4.     Bagaimana merumuskan peran dan prinsip ekonomi pada fenomena pengangguran dan perubahan perilaku konsumen pasca covid 19?



BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

 

        Pada Bab ini menjelaskan tentang bagaimana penelitian dilakukan. Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pustaka terkait dua variabel utama yaitu prinsip ekonomi dan Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia. Masing-masing variabel juga memiliki variabel bawaannya masing-masing. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah menghubungkan antara 10 prinsip ekonomi Gregory Menkiw dengan fenomena Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia pasca covid 19. Selanjutnya hasil dari studi pustaka yang telah dilakukan di analisis dan di sintesis sehinggan menghasilkan penjelasan yang dapat menggambarkan bagaimana Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia dan bagaimana peran prinsip ekonomi mampu mengendalikan keadaan tersebut


1 Data Terkait Prinsip Ekonomi dan Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia

A. Prinsip Ekonomi Nicholas Gregory Mankiw

Implementasi prinsip Ekonomi Nicholas Gregory Mankiw pada dunia bisnis, pertama, pebisnis diminta untuk meningkatkan kualitas atau aspek tertentu dengan mengurangi kualitas atau aspek dari sesuatu yang lain. Pada prinsip ini ditegaskan bahwa tidak ada sesuatu yang gratis di dunia ini. Sebab akan selalu ada konsekuensi yang harus dibayar untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, harus merelakan sesuatu agar tujuan tersebut tercapai. Dengan melakukan trade-off, manusia akan belajar mengetahui berbagai kemungkinan atau pilihan yang ada. Diharapkan, dengan trade-off dapat membuat keputusan yang lebih baik. Contoh dari prinsip ekonomi ini adalah sebuah perusahaan memberikan bonus kepada karyawan. Keputusan untuk memberikan bonus tentunya akan menambah beban pengeluaran perusahaan. Meskipun demikian, pemberian bonus akan memompa semangat karyawan sehingga produktivitas akan meningkat.

Prinsip yang Kedua, prinsip ini menjelaskan bahwa manusia akan selalu menghadapi trade-off. Maka setiap keputusan yang akan diambil perlu mempertimbangkan antara biaya dan manfaat yang akan didapatkan. Biaya tidak melulu berbentuk uang. Kesempatan atau peluang juga termasuk biaya. Karena itu, dikenal istilah Biaya Peluang (Opportunity Cost). Biaya Peluang adalah segala sesuatu yang harus direlakan demi memperoleh sesuatu. Contoh dari prinsip ekonomi adalah saat seseorang yang memutuskan untuk langsung bekerja selepas lulus SMA, alih-alih melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Meskipun tidak membayar uang kuliah, tapi ia tetap harus mengeluarkan biaya untuk mencetak daftar Riwayat hidup (CV), membeli paket data Internet agar bisa berselancar mencari lowongan pekerjaan hingga membeli makan, dan lain-lain. Semua biaya tersebut bahkan belum termasuk biaya terbesar dan paling berharga, yaitu waktu.

 

Prinsip Ketiga, prinsip ini mejelaskan bahwa seseorang akan berpikir secara rasional untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang dipilih. Apapun kondisinya, manusia akan membuat suatu keputusan untuk mendapatkan manfaat maksimal. Keputusan-keputusan yang diambil biasanya ditentukan setelah membandingkan antara keuntungan dengan biaya yang dikeluarkan. Contoh, saat seseorang akan menghadapi wawancara kerja, pilihannya tentu bukan bersantai-santai sepanjang hari. Sebagai orang yang rasional, ia akan berpikir untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan melakukan riset terkait perusahaan yang mengundang wawancara. Artinya, secara rasional, ia telah mengevaluasi hasil atau manfaat yang akan didapatkan dari pengorbanan yang dilakukan.

Prinsip keempat, prinsip ini menjelaskan bahwa seseorang akan selalu membandingkan antara biaya dan manfaat yang akan diperoleh. Saat terjadi perubahan pada biaya dan manfaat, maka perilaku seseorang juga akan berubah. Saat manfaat atau keuntungan yang didapatkan bertambah, maka akan membuat seseorang jadi lebih produktif. Demikian pula sebaliknya. Perilaku semacam ini merupakan contoh reaksi terhadap insentif. Contoh, seseorang akan bersedia menambah jam kerja jika tersedia tambahan upah atau disebut dengan uang lembur. Artinya, ia bereaksi terhadap perubahan biaya dan manfaat.

Prinsip kelima, Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap aktivitas perdagangan, baik perdagangan antarnegara maupun perdagangan antarindividu, akan menghasilkan barang dan jasa. Melalui perdagangan, setiap pihak akan memproduksi barang dan jasa yang paling dikuasai. Inilah yang disebut dengan spesialisasi. Hasilnya, masyarakat akan mendapatkan barang atau jasa yang berkualitas. Contohnya, aktivitas perdagangan yang terjadi antara Indonesia dengan China. Indonesia adalah produsen batu bara terbesar ketiga di dunia dengan total produksi mencapai 562,5 juta ton sepanjang tahun 2020. Sementara itu, China merupakan penghasil produk baja terbesar di dunia. Sebanyak 50% total produksi baja di dunia berasal dari Negeri Panda tersebut. Hasilnya, Indonesia mendapat keuntungan dari ekspor batu bara ke China, sedangkan China menguasai pasar baja di Indonesia. Dengan demikian kedua negara mendapatkan barang satu sama lain, sehingga kedua negara bisa mendapatkan barang yang berkualitas dari negara masing-masing.

Prinsip keenam, Prinsip ini menjelaskan bahwa pasar merupakan tempat terjadinya komunikasi antara konsumen dan produsen. Di pasar akan terjadi tawar-menawar nilai suatu barang. Hasilnya, pasar menciptakan harga. Dalam sebuah perekonomian pasar (market economy), perilaku konsumen dan produsen akan memengaruhi kebijakan yang berlaku. Produsen sebagai penghasil barang akan memutuskan produk apa saja yang akan dihasilkan dan sumber daya manusia yang seperti apa yang akan dipekerjakan.

Dengan demikian, akan terbuka bagi konsumen untuk memperoleh pekerjaan. Saat konsumen memperoleh upah dari pekerjaannya, maka akan tercipta daya beli. Upah yang dihasilkan akan digunakan untuk membeli barang yang diproduksi oleh produsen. Siklus interaksi antara konsumen dan produsen inilah yang kemudian membentuk pasar.

Prinsip ketujuh, Prinsip ini menjelaskan bahwa pasar membutuhkan campur tangan pemerintah, sebab pemerintah berperan penting dalam menjaga serta meningkatkan kondisi perekonomian. Meskipun demikian, pemerintah tidak bisa secara mutlak mengintervensi pasar. Pemerintah cukup mengeluarkan sebuah kebijakan atau peraturan yang mendukung efisiensi dan pemerataan ekonomi pasar. Contohnya, sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan. Karena perusahaan ini punya peranan penting dalam perekonomian, maka pemerintah dapat mengambil alih perusahaan agar produksi barang yang sangat diperlukan di pasar dapat kembali berjalan lancar.

Prinsip kedelapan, Prisip ini menjelaskan bahwa variasi pendapatan rata-rata tiap negara akan mencerminkan kualitas hidup penduduknya. Di negara-negara dengan rata-rata penghasilan tahunan yang tinggi dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik. Sebaliknya, negara-negara dengan rata-rata penghasilan tahunan yang rendah, mereka kesulitan dalam mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang baik. Negara dengan rata-rata penghasilan tahunan yang tinggi biasanya merupakan negara yang memiliki produktivitas yang tinggi dalam memproduksi barang dan jasa. Negara dengan produktivitas yang rendah, maka biasanya penduduknya akan hidup dengan standar yang rendah pula. Untuk itu, agar standar hidup bisa meningkat, maka produktivitas dalam menghasilkan barang dan jasa harus ditingkatkan pula. Hal tersebut bisa terpenuhi dengan cara meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan, tersedianya peralatan produksi yang mumpuni, serta ketersediaan teknologi terkini.

Prinsip kesembilan, Prinsip ini menjelaskan bahwa inflasi (inflation) adalah kenaikan tingkat harga di suatu perekonomian. Salah satu penyebab inflasi adalah karena jumlah uang yang beredar terlalu banyak. Jika pemerintah di sebuah negara mencetak uang terlalu banyak, maka nilai uang di negara akan merosot. Turunnya nilai uang akhirnya akan menyebabkan inflasi. Contoh inflasi terparah terjadi di Zimbabwe pada 2008. Saat itu, kenaikan harga mencapai 231 juta persen. Salah satu penyebabnya adalah Bank Sentral Zimbabwe mencetak uang terus-menerus untuk membiayai defisit anggaran pemerintahnya. Tingginya tingkat inflasi membuat mata uang dolar Zimbabwe menjadi tidak berharga. Alhasil, perekonomian di negara tersebut lumpuh. Hampir semua masyarakat di sana tidak mampu lagi membeli bahan-bahan pokok sehari-hari.

Prinsip terakhir, Prinsip ini menjelaskan bahwa dua masalah utama perekonomian suatu negara adalah tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Jika dua masalah itu tidak terkendali, maka akan memberikan dampak buruk ke semua aspek kehidupan. Terjadi hubungan terbalik antara inflasi dan pengangguran. Usaha pemerintah meredam inflasi akan berimbas pada meningkatnya jumlah pengangguran. Demikian sebaliknya, saat tingkat pengangguran rendah, maka akan memicu inflasi.

. Fenomena Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia      

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan diketahui bahwa secara umum harga properti di Indonesia cenderung naik, diakibatkan adanya supply dan demand, pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, kegiatan di kawasan tersebut, dan populasi meningkat (Brilian, 2023). Faktor penentu harga rumah dipertimbangkan dari segi fisik yakni faktor landscape, vegetasi, temperatur udara, kualitas air, hingga suasana sekitar rumah. Sedangkan faktor sosial yang mempengaruhi harga yakni tingkat hidup dan sikap warga sekitar lokasi (Aesia, 2023). Persentase kenaikannya pun cukup tinggi, ditaksir mencapai 10 hingga 15 persen pada setiap tahunnya. Waktu terbaik untuk membeli properti adalah pada saat harga sedang turun. Hal ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yang paling umum adalah ketika terjadinya krisis. Sederhana saja. Saat terjadi krisis atau ekonomi sedang tidak baik-baik saja, orang akan cenderung untuk mengeluarkan uang (Panangian School, 2023)

 

2.2 Menganalisis Fenomena Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia

           

Dampak pandemi COVID-19 terhadap pengangguran dan perilaku konsumen di Indonesia sangat besar, menciptakan perubahan mendalam dalam berbagai sektor. Peningkatan tingkat pengangguran, pergeseran struktur pekerjaan menuju model kerja dari rumah (WFH), perubahan pola konsumsi yang dipengaruhi oleh pembatasan perjalanan, serta pertumbuhan bisnis online mencirikan transformasi ekonomi dan sosial yang signifikan. Penurunan aktivitas pariwisata memberikan tekanan besar pada sektor ini, sementara ketidakpastian ekonomi memengaruhi keputusan konsumen dan strategi bisnis. Respon pemerintah melalui kebijakan bantuan dan stimulus ekonomi bertujuan meredakan dampak, namun tantangan besar masih terjadi. Terakhir, perubahan dalam pola belanja dan gaya hidup menunjukkan adaptasi konsumen terhadap kondisi baru, dengan pergeseran menuju pembelian lokal, peningkatan perhatian terhadap kesehatan, dan preferensi terhadap merek yang menunjukkan tanggung jawab sosial. Keseluruhan, pandemi telah menciptakan dinamika ekonomi yang memerlukan inovasi dan adaptasi untuk membangun ketahanan di masa depan.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Menganalisis peran prinsip ekonomi pada Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia         

Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisis prinsip ekonomi dan bis Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia pada Bab II, berikutnya masuk ke tahap analisis peran prinsip ekonomi pada Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia. Kajian dilakukan dengan meninjau prinsip satu hingga sepuluh. Berdasarkan hasil kajian, maka dapat dijelaskan bahwa fenomena Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia terkait secara kuat pada

1. Prinsip Manfaat Kesempatan:

Dampak COVID-19: Pembatasan perjalanan dan penutupan bisnis menyebabkan perusahaan harus membuat keputusan sulit terkait manfaat kesempatan yang terbatas.

2. Prinsip Biaya Kesempatan:

Dampak COVID-19: Setiap keputusan, seperti penutupan bisnis atau penerapan kebijakan WFH, memiliki biaya kesempatan yang harus dipertimbangkan.

3. Prinsip Pertukaran Membawa Keuntungan:

Dampak COVID-19: Perubahan dalam kebijakan kerja, seperti WFH, menciptakan pertukaran yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan pekerja.

4. Prinsip Pikirkan Pada Marginal:

Dampak COVID-19: Konsumen dan perusahaan mempertimbangkan keputusan pada margin, termasuk memilih produk atau layanan yang esensial dalam situasi ekonomi yang tidak pasti.

5. Prinsip Harga Mengalami Kesetimbangan:

Dampak COVID-19: Ketidakseimbangan dalam pasokan dan permintaan menciptakan fluktuasi harga yang perlu diatasi untuk mencapai keseimbangan baru.

6. Prinsip Pasar Efisien:

Dampak COVID-19: Munculnya bisnis online dan perubahan perilaku konsumen menciptakan pasar yang lebih efisien secara digital.

7. Prinsip Kesejahteraan Pemilik Sumber Daya:

Dampak COVID-19: Pengangguran dan perubahan struktur pekerjaan mempengaruhi kesejahteraan pemilik sumber daya manusia, menuntut solusi yang optimal.

8. Prinsip Pasar Bekerja:

Dampak COVID-19: Penyesuaian jam kerja dan model pekerjaan menciptakan dinamika baru di pasar tenaga kerja, yang mencerminkan adaptasi terhadap kondisi baru.

9. Prinsip Kegunaan dan Kebebasan:

Dampak COVID-19: Pembatasan aktivitas dan kebijakan lockdown menciptakan kebijakan yang menilai kegunaan dan kebebasan individu.

10. Prinsip Kelebihan Beban Pajak dan Insentif:

Dampak COVID-19: Pemerintah memberikan insentif dan bantuan untuk meredakan beban pajak dan mendorong pemulihan ekonomi.

 

3.2. Merumuskan Peran & Prinsip Ekonomi Pada Fenomena Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia     

Tahapan akhir dari penelitian ini adalah mempresentasikan peran dan prinsip ekonomi pada Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia. Analisis berdasarkan prinsip ekonomi Gregory Mankiw menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang dihasilkan oleh COVID-19 mencerminkan adaptasi terhadap prinsip-prinsip fundamental ekonomi. Keputusan bisnis, perubahan perilaku konsumen, dan penyesuaian pasar bekerja menciptakan dinamika ekonomi yang menuntut kebijakan dan strategi inovatif untuk mengatasi dampak krisis.


KESIMPULAN

 

Setelah melakukan ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dijelaskan pada beberapa point dibawah.

            Kesimpulan dari analisis peran dan prinsip ekonomi Gregory Mankiw pada Dampak Covid-19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia adalah bahwa kondisi ekonomi yang dihasilkan oleh COVID-19 memerlukan adaptasi terhadap prinsip-prinsip ekonomi fundamental. Keputusan bisnis, perubahan perilaku konsumen, dan penyesuaian pasar tenaga kerja menciptakan dinamika ekonomi yang perlu diatasi. Prinsip-prinsip ekonomi, seperti manfaat kesempatan, biaya kesempatan, dan pertukaran membawa keuntungan, memainkan peran kunci dalam keputusan sulit yang dihadapi perusahaan akibat pembatasan perjalanan dan penutupan bisnis. Selain itu, prinsip pasar bekerja dan pertimbangan marginal memainkan peran penting dalam penyesuaian jam kerja, model pekerjaan, dan struktur pekerjaan sebagai respons terhadap perubahan kondisi ekonomi.

            Munculnya bisnis online sebagai respons terhadap perubahan perilaku konsumen mencerminkan peningkatan efisiensi pasar digital, dan kebijakan pemerintah yang memberikan insentif dan bantuan mencerminkan prinsip kelebihan beban pajak dan insentif untuk meredakan beban pajak dan mendorong pemulihan ekonomi. Kebijakan lockdown dievaluasi berdasarkan prinsip kegunaan dan kebebasan individu, menciptakan kebijakan yang mempertimbangkan kebebasan individu. Prinsip kesejahteraan pemilik sumber daya manusia mencerminkan dampak pengangguran dan perubahan struktur pekerjaan pada kesejahteraan pekerja, menuntut solusi yang optimal.

Kesimpulan tersebut menegaskan bahwa prinsip-prinsip ekonomi Gregory Mankiw memberikan pandangan yang relevan dan bermanfaat dalam memahami dan mengatasi dampak COVID-19 terhadap pengangguran dan perubahan perilaku konsumen di Indonesia. Adaptasi terhadap prinsip-prinsip ekonomi tersebut menjadi kunci dalam mengembangkan kebijakan dan strategi yang inovatif untuk merespons tantangan ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kreativitas dan Keterlibatan Dai dalam Menyebarkan Pesan Dakwah dalam Penggunaan Media Baru Pada era digital ini, kreativitas dan keterlibat...