TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DAKWAH
Minggu, 19 November 2023
Penggunaan Media Baru untuk Menyebarkan Pesan Dakwah
berikut video tutorial membuat konten dakwah di tiktok
Rabu, 15 November 2023
ANALISIS DAMPAK COVID 19 TERHADAP PENGANGGURAN DAN
PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN DI INDONESIA BERDASARKAN 10 PRINSIP GREGORY
MANKIW
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nicholas
Gregory Mankiw adalah seorang macro economist yang menjelaskan prinsip ekonomi
secara umum sebagai sebuah studi yang mengajarkan bagaimana mengelola sumber
daya yang terbatas. Secara rinci Mankiw menguraikan dalam 10 prinsip ekonomi
yaitu (Harahap & Hafizh, 2020; Rijal et al., 2023) (1) Masyarakat yang Berhadapan dengan Trade-Off, prinsip ini mencerminkan kenyataan bahwa dalam mengambil
keputusan, seseorang harus mempertimbangkan trade-off atau kompromi. Misalnya,
dalam ekonomi, sumber
daya terbatas harus
dialokasikan di antara
banyak kebutuhan yang berbeda. (2) Kelebihan Keuntungan Marjinal, prinsip ini menekankan pentingnya biaya kesempatan, yaitu apa
yang harus dikorbankan untuk memperoleh sesuatu. Keputusan yang bijak
mempertimbangkan manfaat dan biaya kesempatan. (3) Rasionalitas Manusia, prinsip ini menyatakan bahwa manusia
bertindak dengan cara yang rasional, yaitu mereka mempertimbangkan manfaat
tambahan yang diperoleh dari satu unit tambahan dari suatu keputusan. (4) Masyarakat
yang Merespons pada Insentif (People Respond to Incentives), dimana insentif, seperti hadiah atau
hukuman, mempengaruhi perilaku individu. Prinsip ini menyiratkan bahwa
perubahan dalam insentif dapat mengubah perilaku.
(5) Perdagangan yang Membawa Kekhasan, prinsip ini menggarisbawahi manfaat
perdagangan, di mana orang dapat menukarkan barang dan jasa yang mereka miliki
dengan barang dan jasa lain yang mereka butuhkan, sehingga
membuat semua pihak menjadi lebih baik.
Selanjutnya prinsip ke (6) adalah Pasar sebagai
cara Efisien untuk Mengatur Ekonomi. prinsip ini mencerminkan
keyakinan dalam sistem pasar yang berfungsi dengan baik untuk mengalokasikan
sumber daya. (7) Pemerintah yang Dapat Meningkatkan Kesejahteraan, prinsip
ini mengakui peran pemerintah dalam mengoreksi kegagalan
pasar, seperti monopoli atau eksternalitas negatif. (8) Peningkatan
Standar Hidup Berkat
Pertumbuhan Ekonomi, prinsip ini menghubungkan pertumbuhan ekonomi dengan standar
hidup, yang lebih tinggi akan memberikan masyarakat lebih banyak barang dan jasa. (9) Harga yang Dapat Meningkatkan Penawaran dan Permintaan, prinsip ini mencerminkan dampak inflasi ketika
pemerintah mencetak terlalu banyak uang. (10) Siklus Ekonomi
yang Menjadi Fakta Hidup,
prinsip ini menyoroti hubungan antara tingkat inflasi dan pengangguran
dalam jangka pendek, menggambarkan trade-off antara keduanya.
Berdasarkan
10 prinsip diatas terlihat aspek-aspek penting yang dapat menjadi petunjuk
dalam meningkatkan peran bisnis. Tentu saja perlu kemudian diimplementasikan
dalam semua bidang bisnis antara lain bisnis makanan, transportasi, dan
pendidikan. Sebagai bisnis yang memenuhi kebutuhan primer, properti merupakan
bisnis yang kemudian diminati tidak saja oleh pebisnis itusendiri namun juga
oleh konsumen. Bisnis hunian ini secara alamiah semakin meningkat baik dari
sisi harga maupun dari sisi permintaan. Kedua faktor ini dapat berdampak
positif maupun sebaliknya. Untuk menjaga kestabilaan bisnis tersebut dibutuhkan
peran pemerintah sebagai regulator sehingga dapat menguntungkan semua pihak, baik
pebisnis, konsumen, pemerintah, dan masyarakat umum. Selain peran pemirintah,
desain bisnis yang sesuai dengan prinsip ekonomi dibutuhkan dalam menjalankan
bisnis ini. Fungsi regulasi bidang properti terutama di Indoenesia masih perlu
mendapatkan atensi lebih dari para legislatif dan yudikatif untuk memberi
masukan kepada pemerintah mengingat masih minimnya regulasi tersebut. Beberapa
regulasi terkait yang ada adalah UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman. Dan ditemukan beberapa regulasi lain namun masih sangat
minim dan dalam konteks yang umum.
Salah
satu kerangka teknis yang dapat diikuti adalah 10 prinsip Greogory Menkiw, yang
masing-masing prinsipnya telah disampaikan sebelumnya. Proses menghubungkan
antara Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di
Indonesia dan prinsip ini tentu saja diperlukan analisis mendalam. Tulisan ini
berusaha untuk mengkaji hubungan 10 prinsip ekonomi tersebut dalam dunia bisnis
properti yang saat ini secara macro terindikasi mengalami peningkatan harga
yang progressive.
1.2 Tujuan dan Rumusan Masalah
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk menghubungkan antara 10 prinsip ekonomi Gregory
Menkiw dengan fenomena Pengangguran dan Perubahan perilaku konsumen pasca
pandemi covid 19.
Diperlukan identifikasi dan analisis pada kasus tersebut sehingga kemudian
dapat memberikan deskripsi analisis antara kedua hubungan tersebut. Adapun
rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana
mengumpulkan data tentang pengangguran dan perubahan perilaku konsumen pasca
pandemi covid 19 ?
2.
Bagaimana
menganalisis fenomena pengangguran dan perubahan perilaku konsumen pasca covid
19 ?
3.
Bagaimana
menganalisis peran prinsip ekonomi pada fenomena pengangguran
dan perubahan perilaku konsumen pasca covid 19?
4.
Bagaimana
merumuskan peran dan prinsip ekonomi pada fenomena pengangguran
dan perubahan perilaku konsumen pasca covid 19?
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Pada Bab ini menjelaskan tentang bagaimana penelitian dilakukan. Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi pustaka terkait dua variabel utama yaitu prinsip ekonomi dan Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia. Masing-masing variabel juga memiliki variabel bawaannya masing-masing. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini adalah menghubungkan antara 10 prinsip ekonomi Gregory Menkiw dengan fenomena Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia pasca covid 19. Selanjutnya hasil dari studi pustaka yang telah dilakukan di analisis dan di sintesis sehinggan menghasilkan penjelasan yang dapat menggambarkan bagaimana Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia dan bagaimana peran prinsip ekonomi mampu mengendalikan keadaan tersebut
1 Data Terkait Prinsip Ekonomi dan Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di
Indonesia
A. Prinsip
Ekonomi Nicholas Gregory Mankiw
Implementasi prinsip Ekonomi
Nicholas Gregory Mankiw pada dunia bisnis, pertama, pebisnis diminta
untuk meningkatkan kualitas atau aspek tertentu dengan mengurangi kualitas atau
aspek dari sesuatu yang lain. Pada prinsip ini ditegaskan bahwa tidak ada
sesuatu yang gratis di dunia ini. Sebab akan selalu ada konsekuensi yang harus
dibayar untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan,
harus merelakan sesuatu agar tujuan tersebut tercapai. Dengan melakukan
trade-off, manusia akan belajar mengetahui berbagai kemungkinan atau pilihan
yang ada. Diharapkan, dengan trade-off dapat membuat keputusan yang lebih baik.
Contoh dari prinsip ekonomi ini adalah sebuah perusahaan memberikan
bonus kepada karyawan. Keputusan untuk memberikan bonus tentunya akan menambah
beban pengeluaran perusahaan. Meskipun demikian, pemberian bonus akan memompa
semangat karyawan sehingga produktivitas akan meningkat.
Prinsip yang Kedua, prinsip
ini menjelaskan bahwa manusia akan selalu menghadapi
trade-off. Maka setiap keputusan yang akan diambil perlu mempertimbangkan
antara biaya dan manfaat yang akan didapatkan. Biaya tidak melulu berbentuk
uang. Kesempatan atau peluang juga termasuk biaya. Karena itu, dikenal istilah
Biaya Peluang (Opportunity Cost). Biaya Peluang adalah segala sesuatu
yang harus direlakan demi memperoleh sesuatu. Contoh dari prinsip ekonomi
adalah saat seseorang yang memutuskan untuk langsung bekerja selepas lulus SMA,
alih-alih melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Meskipun tidak membayar
uang kuliah, tapi ia tetap harus mengeluarkan biaya untuk mencetak daftar
Riwayat hidup (CV), membeli paket data Internet agar bisa berselancar mencari
lowongan pekerjaan hingga membeli makan, dan lain-lain. Semua biaya tersebut
bahkan belum termasuk biaya terbesar dan paling berharga, yaitu waktu.
Prinsip Ketiga, prinsip
ini mejelaskan bahwa seseorang akan berpikir secara rasional untuk mendapatkan
keuntungan dari peluang yang dipilih. Apapun kondisinya, manusia akan membuat
suatu keputusan untuk mendapatkan manfaat maksimal. Keputusan-keputusan yang
diambil biasanya ditentukan setelah membandingkan antara keuntungan dengan
biaya yang dikeluarkan. Contoh, saat seseorang akan menghadapi wawancara kerja,
pilihannya tentu bukan bersantai-santai sepanjang hari. Sebagai orang yang
rasional, ia akan berpikir untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya dan
melakukan riset terkait perusahaan yang mengundang wawancara. Artinya, secara
rasional, ia telah mengevaluasi hasil atau manfaat yang akan didapatkan dari
pengorbanan yang dilakukan.
Prinsip keempat, prinsip
ini menjelaskan bahwa seseorang akan selalu membandingkan antara biaya dan manfaat
yang akan diperoleh. Saat terjadi perubahan pada biaya dan manfaat, maka
perilaku seseorang juga akan berubah. Saat manfaat atau keuntungan yang
didapatkan bertambah, maka akan membuat seseorang jadi lebih produktif.
Demikian pula sebaliknya. Perilaku semacam ini merupakan contoh reaksi terhadap
insentif. Contoh, seseorang akan bersedia menambah jam kerja jika tersedia
tambahan upah atau disebut dengan uang lembur. Artinya, ia bereaksi terhadap
perubahan biaya dan manfaat.
Prinsip kelima, Prinsip
ini menjelaskan bahwa setiap aktivitas perdagangan, baik perdagangan
antarnegara maupun perdagangan antarindividu, akan menghasilkan barang dan
jasa. Melalui perdagangan, setiap pihak akan memproduksi barang dan jasa yang
paling dikuasai. Inilah yang disebut dengan spesialisasi. Hasilnya, masyarakat
akan mendapatkan barang atau jasa yang berkualitas. Contohnya, aktivitas
perdagangan yang terjadi antara Indonesia dengan China. Indonesia adalah
produsen batu bara terbesar ketiga di dunia dengan total produksi mencapai
562,5 juta ton sepanjang tahun 2020. Sementara itu, China merupakan penghasil
produk baja terbesar di dunia. Sebanyak 50% total produksi baja di dunia
berasal dari Negeri Panda tersebut. Hasilnya, Indonesia mendapat keuntungan
dari ekspor batu bara ke China, sedangkan China menguasai pasar baja di
Indonesia. Dengan demikian kedua negara mendapatkan barang satu sama lain,
sehingga kedua negara bisa mendapatkan barang yang berkualitas dari negara
masing-masing.
Prinsip keenam, Prinsip
ini menjelaskan bahwa pasar merupakan tempat terjadinya komunikasi antara
konsumen dan produsen. Di pasar akan terjadi tawar-menawar nilai suatu barang.
Hasilnya, pasar menciptakan harga. Dalam sebuah perekonomian pasar (market
economy), perilaku konsumen dan produsen akan memengaruhi kebijakan yang
berlaku. Produsen sebagai penghasil barang akan memutuskan produk apa saja yang
akan dihasilkan dan sumber daya manusia yang seperti apa yang akan
dipekerjakan.
Dengan
demikian, akan terbuka bagi konsumen untuk memperoleh pekerjaan. Saat konsumen
memperoleh upah dari pekerjaannya, maka akan tercipta daya beli. Upah yang
dihasilkan akan digunakan untuk membeli barang yang diproduksi oleh produsen. Siklus
interaksi antara konsumen dan produsen inilah yang kemudian membentuk pasar.
Prinsip ketujuh, Prinsip
ini menjelaskan bahwa pasar membutuhkan campur tangan pemerintah, sebab
pemerintah berperan penting dalam menjaga serta meningkatkan kondisi
perekonomian. Meskipun demikian, pemerintah tidak bisa secara mutlak
mengintervensi pasar. Pemerintah cukup mengeluarkan sebuah kebijakan atau
peraturan yang mendukung efisiensi dan pemerataan ekonomi pasar. Contohnya,
sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan. Karena perusahaan ini punya peranan
penting dalam perekonomian, maka pemerintah dapat mengambil alih perusahaan
agar produksi barang yang sangat diperlukan di pasar dapat kembali berjalan
lancar.
Prinsip kedelapan, Prisip
ini menjelaskan bahwa variasi pendapatan rata-rata tiap negara akan
mencerminkan kualitas hidup penduduknya. Di negara-negara dengan rata-rata
penghasilan tahunan yang tinggi dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik.
Sebaliknya, negara-negara dengan rata-rata penghasilan tahunan yang rendah,
mereka kesulitan dalam mendapatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang
baik. Negara dengan rata-rata penghasilan tahunan yang tinggi biasanya
merupakan negara yang memiliki produktivitas yang tinggi dalam memproduksi
barang dan jasa. Negara dengan produktivitas yang rendah, maka biasanya
penduduknya akan hidup dengan standar yang rendah pula. Untuk itu, agar standar
hidup bisa meningkat, maka produktivitas dalam menghasilkan barang dan jasa
harus ditingkatkan pula. Hal tersebut bisa terpenuhi dengan cara meningkatkan
kualitas SDM melalui pendidikan, tersedianya peralatan produksi yang mumpuni,
serta ketersediaan teknologi terkini.
Prinsip kesembilan, Prinsip
ini menjelaskan bahwa inflasi (inflation) adalah kenaikan tingkat harga di
suatu perekonomian. Salah satu penyebab inflasi adalah karena jumlah uang yang
beredar terlalu banyak. Jika pemerintah di sebuah negara mencetak uang terlalu
banyak, maka nilai uang di negara akan merosot. Turunnya nilai uang akhirnya
akan menyebabkan inflasi. Contoh inflasi terparah terjadi di Zimbabwe pada
2008. Saat itu, kenaikan harga mencapai 231 juta persen. Salah satu penyebabnya
adalah Bank Sentral Zimbabwe mencetak uang terus-menerus untuk membiayai
defisit anggaran pemerintahnya. Tingginya tingkat inflasi membuat mata uang
dolar Zimbabwe menjadi tidak berharga. Alhasil, perekonomian di negara tersebut
lumpuh. Hampir semua masyarakat di sana tidak mampu lagi membeli bahan-bahan
pokok sehari-hari.
Prinsip terakhir, Prinsip
ini menjelaskan bahwa dua masalah utama perekonomian suatu negara adalah
tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Jika dua masalah itu tidak
terkendali, maka akan memberikan dampak buruk ke semua aspek kehidupan. Terjadi
hubungan terbalik antara inflasi dan pengangguran. Usaha pemerintah meredam
inflasi akan berimbas pada meningkatnya jumlah pengangguran. Demikian sebaliknya,
saat tingkat pengangguran rendah, maka akan memicu inflasi.
. Fenomena Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan
Perilaku Konsumen Di Indonesia
Berdasarkan
studi literatur yang dilakukan diketahui bahwa secara umum harga properti di Indonesia
cenderung naik, diakibatkan adanya supply dan demand, pertumbuhan penduduk,
pertumbuhan ekonomi, kegiatan di kawasan tersebut, dan populasi meningkat
(Brilian, 2023). Faktor penentu harga rumah dipertimbangkan dari segi fisik
yakni faktor landscape, vegetasi, temperatur udara, kualitas air, hingga
suasana sekitar rumah. Sedangkan faktor sosial yang mempengaruhi harga yakni
tingkat hidup dan sikap warga sekitar lokasi (Aesia, 2023). Persentase
kenaikannya pun cukup tinggi, ditaksir mencapai 10 hingga 15 persen pada setiap
tahunnya. Waktu terbaik untuk membeli properti adalah pada saat harga sedang
turun. Hal ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yang paling
umum adalah ketika terjadinya krisis. Sederhana saja. Saat terjadi krisis atau
ekonomi sedang tidak baik-baik saja, orang akan cenderung untuk mengeluarkan
uang (Panangian School, 2023)
2.2 Menganalisis Fenomena Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran
Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia
Dampak pandemi COVID-19 terhadap pengangguran dan perilaku konsumen di Indonesia sangat besar, menciptakan perubahan mendalam dalam berbagai sektor. Peningkatan tingkat pengangguran, pergeseran struktur pekerjaan menuju model kerja dari rumah (WFH), perubahan pola konsumsi yang dipengaruhi oleh pembatasan perjalanan, serta pertumbuhan bisnis online mencirikan transformasi ekonomi dan sosial yang signifikan. Penurunan aktivitas pariwisata memberikan tekanan besar pada sektor ini, sementara ketidakpastian ekonomi memengaruhi keputusan konsumen dan strategi bisnis. Respon pemerintah melalui kebijakan bantuan dan stimulus ekonomi bertujuan meredakan dampak, namun tantangan besar masih terjadi. Terakhir, perubahan dalam pola belanja dan gaya hidup menunjukkan adaptasi konsumen terhadap kondisi baru, dengan pergeseran menuju pembelian lokal, peningkatan perhatian terhadap kesehatan, dan preferensi terhadap merek yang menunjukkan tanggung jawab sosial. Keseluruhan, pandemi telah menciptakan dinamika ekonomi yang memerlukan inovasi dan adaptasi untuk membangun ketahanan di masa depan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Menganalisis peran prinsip ekonomi pada Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di
Indonesia
Setelah
dilakukan pengumpulan data dan analisis prinsip ekonomi dan bis Dampak
Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia pada
Bab II, berikutnya masuk ke tahap analisis peran prinsip ekonomi pada Dampak
Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia. Kajian dilakukan
dengan meninjau prinsip satu hingga sepuluh. Berdasarkan hasil kajian, maka
dapat dijelaskan bahwa fenomena Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan
Perilaku Konsumen Di Indonesia
terkait
secara kuat pada
1.
Prinsip Manfaat Kesempatan:
Dampak COVID-19: Pembatasan perjalanan dan penutupan
bisnis menyebabkan perusahaan harus membuat keputusan sulit terkait manfaat
kesempatan yang terbatas.
2.
Prinsip Biaya Kesempatan:
Dampak COVID-19: Setiap keputusan, seperti penutupan
bisnis atau penerapan kebijakan WFH, memiliki biaya kesempatan yang harus
dipertimbangkan.
3.
Prinsip Pertukaran Membawa Keuntungan:
Dampak COVID-19: Perubahan dalam kebijakan kerja,
seperti WFH, menciptakan pertukaran yang dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan dan pekerja.
4.
Prinsip Pikirkan Pada Marginal:
Dampak COVID-19: Konsumen dan perusahaan
mempertimbangkan keputusan pada margin, termasuk memilih produk atau layanan
yang esensial dalam situasi ekonomi yang tidak pasti.
5.
Prinsip Harga Mengalami Kesetimbangan:
Dampak COVID-19: Ketidakseimbangan dalam pasokan dan
permintaan menciptakan fluktuasi harga yang perlu diatasi untuk mencapai
keseimbangan baru.
6.
Prinsip Pasar Efisien:
Dampak COVID-19: Munculnya bisnis online dan perubahan
perilaku konsumen menciptakan pasar yang lebih efisien secara digital.
7.
Prinsip Kesejahteraan Pemilik Sumber Daya:
Dampak COVID-19: Pengangguran dan perubahan struktur
pekerjaan mempengaruhi kesejahteraan pemilik sumber daya manusia, menuntut
solusi yang optimal.
8.
Prinsip Pasar Bekerja:
Dampak COVID-19: Penyesuaian jam kerja dan model
pekerjaan menciptakan dinamika baru di pasar tenaga kerja, yang mencerminkan
adaptasi terhadap kondisi baru.
9.
Prinsip Kegunaan dan Kebebasan:
Dampak COVID-19: Pembatasan aktivitas dan kebijakan
lockdown menciptakan kebijakan yang menilai kegunaan dan kebebasan individu.
10.
Prinsip Kelebihan Beban Pajak dan Insentif:
Dampak COVID-19: Pemerintah memberikan insentif dan
bantuan untuk meredakan beban pajak dan mendorong pemulihan ekonomi.
3.2. Merumuskan
Peran & Prinsip Ekonomi Pada Fenomena Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan Perilaku Konsumen Di
Indonesia
Tahapan
akhir dari penelitian ini adalah mempresentasikan peran dan prinsip ekonomi
pada Dampak Covid 19 Terhadap Pengangguran Dan Perubahan
Perilaku Konsumen Di Indonesia.
Analisis berdasarkan prinsip ekonomi Gregory Mankiw menunjukkan bahwa kondisi
ekonomi yang dihasilkan oleh COVID-19 mencerminkan adaptasi terhadap
prinsip-prinsip fundamental ekonomi. Keputusan bisnis, perubahan perilaku
konsumen, dan penyesuaian pasar bekerja menciptakan dinamika ekonomi yang
menuntut kebijakan dan strategi inovatif untuk mengatasi dampak krisis.
KESIMPULAN
Setelah
melakukan ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang dijelaskan pada beberapa
point dibawah.
Kesimpulan dari analisis peran dan
prinsip ekonomi Gregory Mankiw pada Dampak Covid-19 Terhadap Pengangguran Dan
Perubahan Perilaku Konsumen Di Indonesia adalah bahwa kondisi ekonomi yang
dihasilkan oleh COVID-19 memerlukan adaptasi terhadap prinsip-prinsip ekonomi
fundamental. Keputusan bisnis, perubahan perilaku konsumen, dan penyesuaian
pasar tenaga kerja menciptakan dinamika ekonomi yang perlu diatasi.
Prinsip-prinsip ekonomi, seperti manfaat kesempatan, biaya kesempatan, dan
pertukaran membawa keuntungan, memainkan peran kunci dalam keputusan sulit yang
dihadapi perusahaan akibat pembatasan perjalanan dan penutupan bisnis. Selain
itu, prinsip pasar bekerja dan pertimbangan marginal memainkan peran penting
dalam penyesuaian jam kerja, model pekerjaan, dan struktur pekerjaan sebagai
respons terhadap perubahan kondisi ekonomi.
Munculnya bisnis online sebagai
respons terhadap perubahan perilaku konsumen mencerminkan peningkatan efisiensi
pasar digital, dan kebijakan pemerintah yang memberikan insentif dan bantuan
mencerminkan prinsip kelebihan beban pajak dan insentif untuk meredakan beban
pajak dan mendorong pemulihan ekonomi. Kebijakan lockdown dievaluasi
berdasarkan prinsip kegunaan dan kebebasan individu, menciptakan kebijakan yang
mempertimbangkan kebebasan individu. Prinsip kesejahteraan pemilik sumber daya
manusia mencerminkan dampak pengangguran dan perubahan struktur pekerjaan pada
kesejahteraan pekerja, menuntut solusi yang optimal.
Kesimpulan
tersebut menegaskan bahwa prinsip-prinsip ekonomi Gregory Mankiw memberikan
pandangan yang relevan dan bermanfaat dalam memahami dan mengatasi dampak
COVID-19 terhadap pengangguran dan perubahan perilaku konsumen di Indonesia.
Adaptasi terhadap prinsip-prinsip ekonomi tersebut menjadi kunci dalam
mengembangkan kebijakan dan strategi yang inovatif untuk merespons tantangan
ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi
Selasa, 31 Oktober 2023
Manajemen Informasi: Menavigasi Era Digital dengan Bijak
Kehidupan manusia modern telah dipenuhi oleh aliran tak terputus dari informasi. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat ini, keberhasilan organisasi dan individu sering kali bergantung pada kemampuan mereka untuk mengelola dan memanfaatkan informasi dengan bijak. Itu sebabnya manajemen informasi memainkan peran kunci dalam memandu kita melalui era digital ini. Artikel ini akan menjelaskan konsep manajemen informasi, mengapa hal ini penting, serta bagaimana kita dapat memanfaatkannya secara efektif.
Apa itu Manajemen Informasi?
Manajemen Informasi adalah proses pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan, dan distribusi informasi di dalam organisasi. Ini mencakup segala bentuk data, mulai dari dokumen tertulis hingga data elektronik, dan bertujuan untuk mengoptimalkan pengambilan keputusan dan mendukung operasi sehari-hari organisasi.
Pentingnya Manajemen Informasi
Manajemen Informasi memiliki peran yang sangat penting dalam lingkungan bisnis dan organisasi. Beberapa alasan mengapa hal ini begitu krusial adalah:
1.Keputusan yang Lebih Baik: Informasi yang disusun dengan baik memungkinkan pemimpin dan pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan berdasarkan fakta, bukan hanya intuisi.
2. Efisiensi Operasional: Manajemen informasi yang efisien membantu organisasi menyimpan, mengakses, dan membagikan informasi dengan lebih cepat dan efisien. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya.
3. Inovasi: Dengan akses yang lebih baik ke informasi, organisasi dapat mendukung inovasi, penemuan, dan pengembangan produk dan layanan baru.
4. Kepatuhan Hukum dan Keamanan Data: Manajemen informasi yang baik juga mencakup kepatuhan terhadap peraturan, perundang-undangan, serta keamanan data, yang sangat penting untuk melindungi informasi rahasia dan pribadi.
5. Relevansi dan Ketepatan Waktu: Manajemen informasi memastikan bahwa informasi yang tersedia selalu relevan dan tepat waktu. Ini sangat penting dalam dunia yang terus berubah dengan cepat.
Prinsip-Prinsip Manajemen Informasi yang Efektif
Untuk memanfaatkan manajemen informasi secara efektif, berikut adalah beberapa prinsip yang harus diperhatikan:
1. Perencanaan: Mulailah dengan perencanaan yang baik. Tentukan apa informasi yang perlu dikumpulkan, bagaimana cara mengumpulkannya, dan bagaimana informasi itu akan digunakan.
2. Pengumpulan dan Penyusunan Data: Pastikan data dikumpulkan dengan baik dan disusun dengan cara yang mudah dimengerti. Gunakan teknologi seperti basis data untuk menyimpan informasi.
3. Aksesibilitas: Pastikan bahwa informasi dapat diakses oleh mereka yang membutuhkannya. Ini bisa mencakup penggunaan sistem manajemen dokumen atau portal berbasis web.
4. Keamanan: Lindungi informasi rahasia dan penting dengan teknologi keamanan yang sesuai. Pastikan kebijakan keamanan data diterapkan.
5.Pelatihan dan Kesadaran: Pastikan bahwa karyawan memahami pentingnya manajemen informasi dan memiliki keterampilan yang diperlukan.
6.Evolusi Terus-menerus: Lingkungan informasi terus berubah. Manajemen informasi harus dinilai dan ditingkatkan secara berkala untuk tetap relevan.
Kesimpulan
Manajemen Informasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan di era digital ini. Dengan mengumpulkan, mengatur, dan memanfaatkan informasi secara efektif, organisasi dapat membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi, mendukung inovasi, dan mematuhi hukum dan regulasi. Jadi, manajemen informasi bukan hanya tugas departemen IT, melainkan tanggung jawab bersama yang melibatkan seluruh organisasi.
Manajemen Sistem Informasi Menurut Saya :
sebagai cara mengatur, menyimpan, dan mengakses informasi dengan mudah dan efisien. Ini adalah proses yang dilakukan oleh individu, organisasi, atau bahkan diri sendiri untuk menjaga agar informasi tersusun dengan baik sehingga dapat digunakan dengan baik. Manajemen informasi mencakup pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan berbagi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
video:
sumber :
JURNAL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN oleh Dosetriani Kezia Connie Francisca di Academia.edu.
JURSIMA (Jurnal Sistem Informasi dan Manajemen) Vol 11 No 1 (2023) dari Institut Teknologi dan Bisnis Indobaru Nasional.
Sistem Informasi yang Berkembang di Indonesia - Kompasiana.com
Sistem Informasi Manajemen: Pengertian, Fungsi, dan Karakteristik (detik.com)
PENGERTIAN ALAT OUTPUT KOMPUTER
DAN CONTOHNYA
Pengertian Alat Output
Perangkat output adalah perangkat yang berfungsi menyampaikan suatu informasi berupa keluaran dari hasil pemrosesan sistem.
Output yang dihasilkan bisa berupa tulisan, gambar, suara, video, dan media lainnya.Jika Anda berpikiran bahwa perangkat output hanya bisa digunakan pada komputer, faktanya tidak demikian.
Perangkat output yang kita bahas bisa cukup luas cakupannya, mencakup perangkat yang bisa tersambung ke komputer, HP, laptop, dan lain sebagainya.
1. Layar monitor
Seperti yang telah kami bilang sebelumnya, pembahasan mengenai perangkat keluaran tidak melulu mengenai komputer ataupun laptop.
Begitu juga halnya dengan layar monitor yang termasuk dalam perangkat output yang paling sering kita jumpai.
Jenis-jenis layar monitor adalah CRT (Cathode Ray Tube), Plasma Display, LCD Monitor, dan LED Monitor.
Pada umumnya, fungsi dari sebuah monitor adalah untuk menampilkan informasi grafis yang telah diolah sebelumnya oleh perangkat mesin terkait.
Keluaran yang dihasilkan bisa berupa gambar, tulisan, hingga video.
2. Speaker atau pengeras suara
Perangkat yag satu ini memang sangat sering kita jumpai di berbagai toko elektronik.
Pengeras suara atau speaker termasuk dalam perangkat yang cukup dibutuhkan dan vital keberadaannya.
Ada cukup banyak jenis dari pengeras suara, diantaranya adalah :
- Sub woofer
- Woofer
- Midrange
- Tweeter
- Full range
Secara umum, fungsi dari pengeras suara adalah mengubah gelombang listrik menjadi gelombang suara yang bisa didengarkan oleh telinga manusia normal.
3. Printer atau pencetak
Perangkat output berupa printer mungkin sudah cukup dikenal kalangan masyarakat.
Karena memiliki fungsi yang sangat vital, bahkan banyak orang yang membeli perangkat printer untuk keperluan pribadi.
Jenis-jenis dari printer cukup banyak, diantaranya adalah :
- Printer Dot-Matrix : jenis printer yang mencetak tinta pada kertas dengan cara menorehkan tinta melalui benturan jarum pada panel yang berbentuk pita.
- Printer Ink-Jet : jenis printer yang mencetak tinta pada media printing dengan menggunakkan torehan tinta yang diperoleh dari semprotan pada nozzle.
- Printer Laser : jenis printer yang menggunakan teknologi laser. Printer yang satu ini akan menorehkan tinta pada media printing dengan cara menghasilkan nodes atau titik-titik.
- Printer Thermal : jenis printer yang menghasilkan tinta pada media printing dengan cara memanaskan roll karet dengan pemanas elektronik. Jenis printer thermal biasanya Anda temui di kasir supermarket.
- Printer 3D : jenis printer ini memiliki berbagai kemiripan dengan jenis printer inkjet perbedaannya ada pada jenis plastik yang digunakan untuk mencetak tinta, yaitu plastic molten wax.
- Printer Multifungsi : jenis printer yang memiliki berbagai fungsi sekaligus. Berbagai fungsi dari jenis printer ini adalah scanning, faximile printing, dan lain sebagainya
4. Headphone
Headphone biasa kita gunakan untuk mendengarkan suara langsung ke kuping.
Fungsi umum dari perangkat keluaran yang satu ini adalah mengubah energi listrik menjadi gelombang suara, hampir sama seperti speaker.
Yang membedakan adalah kerasnya suara, headphone hanya bisa kita dengar sendiri sedangkan speaker bisa terdengar lebih luas.
Selain headphone, earphone dan headset juga termasuk perangkat output.
Oh iya perlu diketahui bahwa perbedaan headphone dan headset terdapat pada fitur microphone, untuk headset memiliki microphone sedangkan headphone tidak memiliki microphone.
Itulah beberapa perangkat output yang sering kita jumpai sehari-hari.
Dari sekian banyak jenisnya, mungkin ada beberapa yang telah kita miliki di rumah masing-masing.
Selain karena memiliki berbagai fungsi yang cukup penting, perangkat keluaran juga mampu memudahkan berbagai kegiatan kita.
Kreativitas dan Keterlibatan Dai dalam Menyebarkan Pesan Dakwah dalam Penggunaan Media Baru Pada era digital ini, kreativitas dan keterlibat...
-
PENGERTIAN ALAT OUTPUT KOMPUTER DAN CONTOHNYA Pengertian Alat Output Perangkat output adalah perangkat yang berfungsi menyampaikan suatu...
-
ANALISIS DAMPAK COVID 19 TERHADAP PENGANGGURAN DAN PERUBAHAN PERILAKU KONSUMEN DI INDONESIA BERDASARKAN 10 PRINSIP GREGORY MANKIW BAB I...